Begini Kronologi Lengkap "Pertengkaran" Antara Taun Tanah Di Sumba Dengan Gubernur NTT, VBL
Ini yang menjadi kronologi peristiwa di UPT Kabaru Sumba, Perseteruan antara gubernur NTT dengan Tuan Tanah Di Sumba
Jadi hari Sabtu tanggal 27 Nov 2021 sekitar jam 10.10 rombongan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat tiba di UPT Kabaru dalam rangka kunjungan untuk lihat persiapan lahan guna pembibitan sapi jenis Wagyu yang diimpor khusus untuk dikembangkan di Sumba. Ikut hadir bapak bupati Belu untuk studi lapangan, karena di Belu pun sedang disiapkan lahan sekitar 500 hektar untuk pembibitan sapi jenis Wagyu.
Kami mengitari area UPT sampai sekitar jam 10.20 berkumpul di depan UPT karena ada permintaan dari masyarakat setempat untuk bertemu Gubernur NTT, Viktor Laiskodat. Topik yang ditanyakan adalah "siapa yang menyerahterimakan tanah tersebut dan kapan", dan ditanyakan berkali-kali, sekalipun sudah dijawab dengan gamblang oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Dan berkali-kali Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menjelaskan bahwa tanah tersebut tidak diserahterimakan ke pihak manapun, karena tanah tersebut adalah milik Pemprov NTT yang akan dikelola untuk kesejahteraan rakyat di Sumba. Tetapi bapak tetua tetap bersikukuh bahwa tanah itu sudah diserahterimakan ke pihak ke-3.
Sampai akhirnya pak Gubernur menjelaskan kalau PT Asia Beef itu tidak pernah membeli atau diserahterimakan tanah, PT Asia Beef hanya pihak ke-3 yang diajak bekerjasama oleh Pemprov NTT untuk membantu pengelolaan peternakan dari awal, karena mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkan sapi Wagyu.
Nanti kedepannya masyarakat sekitar yang mau dilatih untuk mengelola dan berpartisipasi, maupun yang mau memelihara sapi jenis Wagyu yang dikembangkan di Sumba, semua akan difasilitasi. Bahkan tanah di dalam area peternakan yang tidak bisa ditanam rumput akan diserahkan untuk dikelola masyarakat sekitar untuk pertanian. Akan tetapi tetua adat itu tetap bersikukuh pada pendiriannya.
Selama dialog berlangsung, dari sebelah kanan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, ada pemuda berbaju hijau muda, memakai masker, terus menyelutuk dan menggerutu dengan nada provokasi, contoh: saat Gubernur NTT, Viktor Laiskodat bicara datang ke Sumba untuk memberi hidup lebih baik untuk masyarakat sekitar, si pemuda itu menyelutuk "selama ini kami sudah hidup, tidak perlu lagi dihidupkan".
Nah sepanjang dialog berlangsung, pemuda ini terus-menerus menyelutuk dengan tidak beretika. Sudah ditegur oleh orang sekitar maupun mereka yang ikut selama rombongan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat tapi tidak digubris. Sedang Gubernur NTT, Viktor Laiskodat sendiri masih berusaha berdialog dengan baik dengan tetua adat yang sempat emosi dan merobek bajunya minta ditembak, padahal sedang dijelaskan dengan baik (kemungkinan sudah ditunggangi atau diprovokasi sehingga sudah emosional duluan).
Karena sedang menjelaskan tapi pemuda tadi menyelutuk berkali-kali, wajar Gubernur NTT, Viktor Laiskodat kehilangan kesabaran dan langsung menegur pemuda tersebut. Setelah itu tetua itu tersinggung dan bangun minta pemuda itu ikut jalan sambil berteriak-teriak. Kejadian sekitar jam 10.35.
Setelah 2 orang ini pergi, tetua masyarakat yang lain masih tinggal dan melanjutkan dialog yang berakhir damai dan pak Gub memberikan solusi-solusi untuk masukan dari masyarakat, termasuk pengelolaaan tanah yang tidak bisa ditanami rumput, pemakaian embung yang ada di wilayah itu, juga akan ada pertemuan berikut dimana Gubernur NTT, Viktor Laiskodat akan diundang ke desa untuk bertemu secara adat.
Dialog berakhir sekitar pukul 10.58 dengan salaman dan pelukan antara Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan tetua adat yang masih ada dan masyarakat sekitar. Bahkan saat dalam perjalanan pak Gub sempat turun dari mobil untuk menyapa lagi masyarakat yang sedang berkumpul di dekat UPT.
Sebelum meninggalkan lokasi, nampak Kepala Desa Kabaru dan beberapa masyarakat sekitar minta kepada Gubernur agar Desa Kabaru dapat diterangi oleh listrik, karena sejak tahun 2015 hanya tiang lampu saja yang berdiri, sedangkan penerangan belum ada sampai saat ini. Gubernurpun langsung minta salah satu stafnya untuk segera menelpon GM PLN agar desa Kabaru segera dapat menikmati listrik.