Ira Sayang, Pliss! Aku Ingin Dengar Suara Mu, Plis Ira!
Surat Cinta Untuk Ira
Kepada yang terkasih Kaka Ira di tempat. Saya menulis sepucuk surat untukmu sebagai satu tanda persaudaraan.
Hari-hari belakangan ini namamu dan suami selalu disebut-sebut terkait kasus di Penkase, Oeleta di dalam setiap postingan media sosial bahkan foto keluarga dan teman-teman dekatmu pun diposting oleh netizen tanpa seizinmu.
Saya prihatin dengan desakan masa terutama para netizen yang selalu menyebut nama dan memosting foto tanpa diblurkan. Seolah netizen telah mengetahuinya.
Tindakan ini tentu ada sangkut pautnya dengan kisah penemuan jenazah ibu dan anak di dalam kantong plastik di Penkase beberapa waktu lalu.
Lalu pada beberapa postingan, secara terang terangan "menuduhmu" sebagai dalang pembunuhan dengan motif sakit hati dan cemburu karena suamimu berselingkuh dengan korban dan menghamilinya.
Bahkan ada netizen yang menulis "Sonde ada yang ganggu-ganggu lai" dan ini dikatakan bahwa tulisan dari story wa setelah kematian Astri dan Lael.
Lalu ada isu bahwa kamu tidak kuat untuk menghadapi masalah ini. Yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa kamu musti takut dan gelisah kalau memang kamu tidak mempunyai sangkut pautnya dengan kematian Astri dan Lael?
Jika memang kamu beralasan agar rumah tanggamu tidak diganggu lagi, dengan cara ini, saya rasa tidak bisa dibenarkan. Kebiasaan suami yang selingkuh akan tetap ada meski isteri sudah setia 1000%.
Satu hal lagi yang dikeluhkan oleh netizen bahwa jika memang kaka Ira tidak terlibat dalam kasus "kantong plastik jenazah" di Penkase, mengapa kaka tidak pergi mengajar? Bahkan dikatakan bahwa tidak masuk lebih dari 10 hari akan dipecat sebab saudari Ira adalah seorang ASN Kota Kupang.
Kebenaran biasanya memihak orang-orang benar. Jika memang kamu benar kuatkanlah dirimu dan angkatlah mukamu dan jika kamu ikut bersalah, jujurlah dan serahkanlah dirimu kepada aparat penegak hukum dengan semua alasanmu.
Setiap tindakan kita ada alasan dan konsekuensinya. Maka sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan. Sebab "tiada suatu kejahatan tanpa alasan dan tiada kebaikan tanpa maksud."
Maka setiap kejahatan yang dilakukan oleh manusia selalu ada alasannya. Bawalah alasanmu ke pihak berwajib untuk mendapat perlindungan hukum.
ANUNU NAKA SMALA
Matani, 3 Desember 2021✍