Dokter Anatomi: 6 Jam Terpaku Di Salib, Ini 25 Jenis Rasa Sakit Yang Yesus Alami
Ini yang Dirasakan Yesus Ketika Tergantung Disalib Selama 6 jam
Tradisi “Hukuman Salib” di Pemerintahan Romawi
Pada saat itu, Hukuman Penyaliban hanya diberlakukan untuk penjahat laki-laki. Namun, tidak ada hukuman penyaliban yang sekejam penyaliban yang dialami oleh Yesus. Ini adalah kematian yang sangat amat mengerikan di bumi. Hukuman itu dibuat lambat agar sangat menyakitkan. Ketika bangsa Romawi ingin mempercepat kematian penjahat pada saat itu, mereka biasanya mematahkan kaki orang terhukum. Dengan begitu, dapat menyebabkan korban mati lemas dalam hitungan menit.
Pada penyaliban Yesus, tepat pukul tiga Yesus berkata, “Sudah selesai”. Ia menyerahkan Nyawa-Nya, lalu Ia hembuskan nafas terakhit. Makanya, Ketika tentara Romawi datang dengan tujuan untuk mematahkan kaki Yesus, Ia telah mati.
Mengapa penyaliban Yesus disebut sebagai hukuman yang paling Kejam Sepanjang Sejarah Manusia di Bumi? Karena dari Penyiksaan itu melahirkan Istilah "excruciating (Menyiksa)". penyaliban Yesus melahirkan istilah baru dalam kamus bahasa Inggris. Yaitu: “excruciating" yang artinya “menyiksa”.
BACA JUGA:
Penggenapan Janji-Nya dalam Matius 26: 29 dan Mazmur 22:18
Yesus menolak anggur asam yang ditawarkan tentara Romawi. Padahal anggur asam dapat berfungsi sebagai anestesi atau obat penghilang rasa nyeri. Hal ini sesuai dengan janji-Nya dalam Matius 26: 29: “Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku". Selain itu, Yesus juga ditelanjangi dan pakaian-Nya dibagi-bagikan kepada para tentara Romawi. Ini adalah penggenapan Mazmur 22:18: “Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku”.
Baca Juga:
- Jangan Rendahkan Profesi Sopir, Dia yang angkut beras yang kamu makan dan Pakaian yang kamu Pakai
- Refleksi Natal Bagi Kita: Bicara dengan saudara yang sudah lama buang muka
25 Penderitaan Yesus Selama Digantung di kayu Salib
Kondisi Tubuh Yesus Ketika Tergantung Selama 6 jam di Kayu SaliB
- LenganNya menjadi lebih panjang 9 inci dari biasanya. Hal itu jelas terlihat pada Kain Kafan. Ini adalah penggenapan dari nubuat dalam Mazmur 22:14, “Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku;”
- Untuk menghembuskan napas, Yesus harus menekan paku pada kaki-Nya agar menaikkan tubuh-Nya. Ini menyebabkan tulang rusuk-Nya bergerak ke bawah dan ke dalam guna menghembuskan udara dari paru-paruNya. Ini dapat dibayangkan bagaimana kakiNya yang sedang ditancap oleh paku sehingga akan menyebabkan sakit yang sangat hebat.
Baca Juga:
- Catatan Toleransi: Wallahi demi Dzat yang menggenggam jiwaku
- Pesan bagi Orangtua: Sebelum Pria ini Disetrum Mati, Surat Wasiat Untuk Ibunya Bikin Dunia Terharu
- Yesus tidak bisa mempertahankan posisi anatominya secara ideal. Lutut Yesus tertekuk sekitar 45 derajat. Ia terpaksa menanggung beban tubuh-Nya dengan otot paha. Padahal itu bukan posisi anatomis yang seimbang.
- Pergelangan tangan, siku, dan bahu Yesus terkilir parah.
- Penyaliban Yesus merupakan bencana medis terparah sepanjang bumi. Yesus tidak leluasa menekan paku di kaki-Nya karena otot-otot kaki-Nya yang membungkuk pada 45 derajat. Sehingga menjadi amat lelah, kram hebat, dan dalam posisi anatomis yang tak dapat bergerak secara bebas.
- Ia semakin tak mampu menanggung beban tubuh pada kaki-Nya, karena paha dan otot betisNya menjadi sangat lelah. Kurang lebih 6 jam Penyaliban Yesus berlalu.
- Pergelangan tangan, siku dan bahu Yesus berpindah lokasi.
- Gerakan naik turun di Salib untuk bernapas menyebabkan sakit luar biasa di pergelangan tangan-Nya, kaki-Nya.
Baca juga:
- Secara fisiologis, tubuh Yesus menjalani serangkaian peristiwa bencana. Karena Yesus tidak dapat mempertahankan ventilasi yang memadai bagi paru-Nya, Dia sekarang dalam keadaan hipoventilasi (kekurangan pernapasan).
- Dalam beberapa menit penyaliban Yesus menjadi sangat dyspnoeic (sesak napas).
- Terjadi kram yang sangat menyiksa pada otot tubuh bagian bawah karena upaya menekan kaki-Nya, agar meninggikan tubuh-Nya supaya Dia bisa bernapas keluar.
- Ledakan rasa sakit dari dua saraf median di pergelangan tangan-Nya yang hancur, terjadi seiring tiap gerakan yang dilakukanNya.
- Yesus dipaksa untuk makin sering bergerak seiring Ia makin kecapaian, tetapi kematian makin dekat karena sesak napas memaksa Dia untuk melanjutkan upaya-Nya untuk bernapas.
- Karena gerakan pernapasan dibatasi, tingkat karbon dioksida darah (CO2) tingkat meningkat, kondisi yang dikenal sebagai hiperkapnia.
Baca Renungan Lainnya >>> DISINI
- Yesus mengalami Gagal Jantung dan gagal napas. Jantung Yesus berdetak lebih cepat dan lebih cepat, dan denyut nadi Nya mungkin sekitar 220 denyut / menit, padahal normalnya denyut jantung manusia 60 – 100 denyut per menit. Hal ini memperburuk napasNya, yang sebelumnya sudah tidak normal.
- Yesus berkata, “Aku haus” karena Tubuhnya sangat membutuhkan cairan.Yesus tidak minum selama 15 jam. sejak jam 6 malam sebelumnya.
- Darah mengalir deras di seluruh tubuh-Nya akibat pencambukan, mahkota duri dan paku di pergelangan tangan dan kaki-Nya, serta lecet akibat Ia jatuh.
- Plasma dan darah Yesus berkumpul di ruang di sekitar jantung. Cairan ini menyebabkan berkumpulnya cairan di sekitar jantung yang mencegah jantung Yesus untuk berfungsi secara normal. Sebenarnya, Ia membutuhkan infus darah intravena dan plasma untuk menyelamatkan nyawa-Nya.
Baca Juga:
- Beberapa detik sebelum Yesus mati divkayu Salib, jantungNya Pecah dan benar-benar meledak. Itulah yang menyebabkan kematian-Nya.
- Yesus sudah sangat dehidrasi parah, dan tekanan darahnya menurun ke level paling bawah dari normalnya yaitu sekitar 80/50.
- Yesus Mengalami syok berat karena kesakitan, volume darah yang rendah, Detak jantung berlebihan, Tingkat pernapasan berlebihan, dehidrasi terparah.
- Selain itu, CO2 yang meningkat, dapat merangsang jantungNya untuk berdetak lebih cepat untuk meningkatkan kadar oksigen, dan mengurangi CO2. Pusat pengaturan pernapasan di otak Yesus mengirim pesan penting ke paru-paru untuk bernapas lebih cepat, dan Yesus mulai terengah-engah.
- Refleks fisiologis Yesus membuatNya harus mengambil napas lebih dalam, dan tanpa sadar Ia bergerak naik turun jauh lebih cepat, meskipun rasa sakit luar biasa.
BACA JUGA: 7 Perkataan Yesus di Kayu Salib
- Gerakan spontan mulai menyiksa beberapa kali per menit, untuk menyenangkan orang banyak yang mencemooh-Nya, serta para prajurit Romawi, dan Sanhedrin.
- Karena Yesus dipaku di Salib serta meningkatnya kelelahan di tubuh Nya, Dia tidak dapat memberikan lebih banyak oksigen ke tubuhNya.
- Yesus tidak bisa bernapas dengan baik dan perlahan-lahan tercekik sampai mati.
Baca Renungan Lainnya >>> DISINI
Catatan: Ini adalah resume dari hasil Penelitian dr. C. Truman Davis. Ia melakukan riset tentang penyaliban Yesus Penyaliban yang diciptakan oleh Bangsa Persia pada tahun 300 Sebelum Masehi. Hasilnya diterbitkan dalam Jurnal Kedokteran Arizona (Maret 1965) Majalah New Wine (April 1982).
Artikel Terkait:
- Inspirasidari Tijn Kolsteren, Bocah 5 tahun yang mengidap cancer Otak
- Kisah motivasi hidup bahagia
- Karya Marco Melgrati: Jangan anggap remeh orang kecil